Pembelajaran TIK

 

Sekolah Pondok Pesantren

Pembelajaran Luring dengan Pemanfaatan TIK

Oleh; Rudiansyah, S.Pd.

 

Sistem pembelajaran luring merupakan sistem pembelajaran yang memerlukan tatap muka. Menurut KBBI Kemendikbud, luring adalah akronim dari luar jaring(an); terputus dari jejaring komputer. Misalnya, saat siswa dan mahasiswa belajar melalui buku pegangan siswa atau mahasiswa dan tenaga pengajar. Bukan hal baru memang pembelajaran luring diterapkan di sekolah, beragam model juga bisa diterapakn.

Sebagai sekolah Pondok Pesantren yang berdiri dibawah Yayasan La Tansa Mashiro, SMA La Tansa menjadi salah satu sekolah Ponpes Modern yang banyak diminati oleh para walisantri. Apakah letak keistimewaanya? Tentu di masa pandemi covid 19, sekolah harus melakukan pembelajaran dari rumah atau BDR, hal ini diakibatkan oleh dampak dari covid 19 yang begitu dahsyat. Virus ini menyerang setiap orang tidak tua tidak muda, semua bisa terpapar. SMA La Tansa, bukan karena kebal virus, sehingga bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka. Prinsip yang dibangun adalah berdiri di atas dan untuk semua golongan. Maka dengan segala kemungkinannya, Yayasan La Tansa Mashiro mengambil keputusan melakukan belajar model luring. Konsekuensinya tentu banyak, misalnya mengikuti protokol kesehatan, melindungi warga sekolah supaya tidak terpapar wabah dengan segenap upaya, salahsatunya menggandeng dinas kesehatan setempat untuk menjadi mitra.

Perbedaan luring dan daring tentu hanya pada prosesnya, tentu ada hal lain yang menjadi acuan bagi Ponpes La Tansa mengapa bersikeras melakukan  model pembelajaran luring. Selain banyak pelajaran pondok seperti mutholaah, mahfudot, khot, kajian kitab, tentu mata pelajaran umum pun tidak semua bisa dilakukan dengan model daring, contoh pelajaran PJOK dan Seni Budaya, tentu harus ada sentuhan guru secara langsung supaya mendapatkan hasil yang  maksimal.

Luring atau dalam akronim luar jaring(an) adalah model yang digunakan sebelum ada covid 19. Guru dan siswa, melakukan muka secara langsung tanpa ada batasan alat. Kelebihannya tentu banyak, salahsatunya guru secara langsung dan objektif bisa melakukan penilaian.

Ceramah sebagai metode pembelajaran hakiki di Pondok Pesantren tentu tidak bisa terbantahkan lagi. Guru senantiasa memberikan wawansannya melalui ceramah, sementara siswa dengan saksama menyimak apa yang disampaikan guru. Metode ini tidak sepenuhnya salah, tetapi seiring dengan perkembangan zaman dan merebaknya teknologi, tentu guru harus mampu mengkolaborasikan model pembelajaran sehingga peserta didik bisa nyaman mengikuti kegiatan belajar.

Kendala hakiki di SMA La Tansa adalah larangan membawa dan  menggunakan barang barang elektronik seperti laptop, hp, tab, dan alat lainnya. Bukan berarti tidak melek teknologi, hanya saja ada waktu tertentu kapan anak diperkenalkan dengan teknologi. Laboratorium contohnya, salah satu tempat anak mengenal teknologi. Ada tahapan-tahapan supaya  bisa menggunakan lab komputer, untuk sekadar memperkenalkan materi drama, analisis drama atau teknik bermain peran. Ada beberapa aplikasi yang digunakan untuk membuat materi bahasa Indonesia bisa diperkenalkan lewat TIK.

Powepoint adalah salah satu bahan ajar yang digunakan, bagi sebagian guru aplikais ini memang sudah tidak asing. Setiap guru rata-rata mampu menggunakan aplikasi power point untuk membuat bahan ajar. Kombinasi gambar, dan suara menjadikan peserta didik lebih menikmati proses belajar mengajar. Mengapa itu  bisa terjadi? Sederhana jawabannya, karena memang peserta didik di SMA La Tansa jarang dapat fasilias alat elektronik selain di laboratorium, komputer dan perangkatnya adalah fasilitas luarbaisa, dan jarang ditemui. Kecuali memang guru pengajar yang memperjuangkan supaya KBM dilaksanakan di laboratorium.

Melalui aplikasi power point guru bisa melakukan proses belajar mengajar dengan menyenangkan, peserta didik menjadi lebih antusias mengikuti kegiatan belajar. Siswa lebih fokus menyimapk lembaran demi lembaran slide, meski hanya bentuk gambar bergerak. Sebuah layar ukuan 1,5 x 1,5 meter akan menjadi tontonan untuk tuntunan. Meski tidak setiap orang memegang laptop atau android, seperangkat media infokus menjadi alat yang menarik. Puluhan siswa dengan saksma melihat materi yang ditampilkan, ada perbedaan ketika peserta diminta membaca buku teks dengan membaca slide pada layar.

Ada aspek negativ dan positif tentunya dibelakang larangan membawa dan menggunakan alat elektronik. Satu sisi memang positif, peserta didik dibatasi pergaulan secara maya, peserta didik tidak terlalu tergantungan dengan alat, selain itu mereka akan lebih percaya diri dengan kemampuannya. Sementara aspek negatifnya, siswa mengalami satu penyakit yaitu gaptek atau gagap teknologi. Mereka gelagapan saat diminta menyebutkan istilah ilmiah dari IT, istilah browsing, unggah, unduh dan kata lain yang seringkali ditemukan dalam pembelajaran TIK.

SWAY, di bawah lindungan microsift, bisa menjadi andalah dalam membuat bahan ajar baru, selain aplikasinya lebih halus, antara kombinasi gambar dengan suara, lebih halus. Semua tentu kembali kepada guru pengajar. Model apa yang digunakan, metode apa yang diterapkan dan apa bahan ajar yang dipakai dalam proses belajar mengajar. Aplikasi SWAY, memang diperuntukan bagi sekolah yang mengadakan model pembelajaran daring, tetapi untuk pembelajaran luring, dirasa cukup baik juga. Perbedaanya terletak pada bagaimana guru memanfaatkan aplikasi ini pada saat mengajar.

Penggunaan TIK dalam pembelajaran luring memang sudah sejak lama diperkenalkan di dunia pendidikan. Tetapi lain halnya dengan di Pondok Pesantren, TIK diperkenalkan dengan batasan tertentu, sejauh tidak melanggar tata tertib dan sunnah-sunnah pondok, TIK bisa diaplikasikan. Perlu bimbingan dan pengawasan ketat, ketika peserta didik menggunakan apat elektronik. Sehingga PPT atau SWAy menjadi andalan ketika guru memberikan materi dengan bantuan TIK, guru tinggal menampilkan materi dalam betuk PPT atau SWAY kemudian peserta didik menyimak, mengamati dan terakhir menggali informasi dari materi yang telah ditampilkan.

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SPP La Tansa

Warisanku

Pengalamanku