SPP La Tansa

 

SMA 79 antara Mitos dan Fakta

Oleh: Kang Rudi

Sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran, (Darmanto; 1997:544). Sedangkan menurut UU Nomor 2 tahun 1989 sekolah adalah satuan pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Jika anda sekolah SMA antara tahun 2003-2005, maka anda diperkirakan sudah mempunyai 2 anak atau lebih. Apa yang teringat dalam benak anda di tahun itu? Tentu SMA 79 bukan? Nah sekolah dimanakah itu? Tentu tiga pertanyaan retoris itu, jawabannya adalah senyuman mengambang, imajinasi akan kembali kemasa 17 tahun lalu.

Bukan sekolah sesungguhnya, itu hanya sebutan untuk beberapa sekolah menengah yang masuk jam 7 dan pulang jam 9, biasanya ada 2 alasan; 1). Pulang jam 9 karena memang gurunya tidak ada, atau 2). Karena males belajar atau bolos. Tidak tanggung-tanggung biasanya sekelas semua bolos. Salahsatu bentuk kenakalan peserta didik waktu itu. Saat ini tentu bolos sudah tidak zaman, beragam cara dilakukan pihak sekolah supaya siswa betah di sekolah.

Secara riil, memang SMA 79 tidak benar-benar ada, hanya sebuah budaya yang menjadi sebuah khas disebuah sekolah. Mungkin saat ini ada alumni SMA 79 yang sedang ketawa-ketiwi ketika membaca tulisan ini. Sebagai sebuah lembaga pendidikan formal., tentu sekolah harus memiliki merek, dan merek itu diciptakan dengan susah payah, sekolah negeri ataupun swasta tentu membangun image dengan susah payah. Mental seperti ini bisa saja terbawa sampai ke dunia kerja. Kebiasaan yang memang kurang baik, biasanya susah untuk dihentikan.

Disinyalir ada beberapa alumni yang masih membawa kebiasaan ini kedunia kerja. Datang ke kantor jam 10 jam 12 sudah pulang. Tentunya hal kurang baik dan akan membuat ruang kerja menjadi gerah. Apalagi jika dilihat dari etos kerja, berapa persen pekerjaan akan selesai dalam waktu sesingkat itu.

Tentunya hasil yang kita raih disesuaikan dengan proses yang dijalani. Jika sebuah lembaga ingin membangun merek atau citra baik, maka prosesnya harus diikuti. Sebagaimana SMA 79, penilaian itu milik orang lain. Jika menurut pandangan orang lain baik, tentunya citranya akan baik pula, bahkan sebaliknhya.

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Warisanku

Pengalamanku